Ruang publik,
di kepala kita adalah ruang-ruang yang bisa digunakan orang banyak. Yah, kurang
lebih seperti itu taman, lapangan bola, sampai mall pun bisa disebut ruang
publik. Tetapi ada satu ruang publik yang mungkin terlupakan, karena seringnya
kita tidak merasakan langsung ruang publik tersebut, yaitu jalan raya.
Kalau di
tempat ramai seperti restoran atau taman, kalau kita berisik kan pasti minimal
dipelototi orang-orang sekitar, apa lagi kalau kita sudah pada tahap sangat
mengganggu. Pastinya terjadi cekcok atau debat. Sebelum itu terjadi, pasti ada
teman atau keluarga yang sudah menegur duluan, ‘jangan berisik, nanti yang lain
terganggu’. Intinya, di ruang publik, kita diajarkan untuk ikut memikirkan
orang lain, paling tidak menghindari konflik dengan orang lain.
Jalan raya
sebenarnya merupakan rentetan ruang publik yang terbesar yang bisa dimiliki
sebuah kota, karena satu jalan digunakan beramai-ramai oleh siapa saja, pejalan
kaki sampai pengendara truk sekalipun. Demi alasan keamanan, tentunya, ruang
yang disediakan untuk pejalan kaki dan pengguna kendaraan itu dibedakan,
meskipun hal ini banyak tidak dipenuhi. Akhirnya, jalan raya menjadi ruang
publik yang berantakan, yang peruntukannya jadi kurang jelas dan mudah terjadi
konflik.
Jalan raya
adalah ruang publik yang digunakan oleh beragam manusia dengan berbagai
karakter. Sebagai salah satu ruang publik, tentu penggunaan jalan tidak bisa
dimonopoli oleh segelintir orang atau suatu lembaga. Semua harus bisa saling
menghargai dan berbagi penggunaan jalan raya, penggunaan jalan raya untuk
kepentingan pribadi harus dengan izin-izin pihak terkait, terutama pengguna
jalan yang lain, warga sekitar. Akan lebih baik jika orang atau lembaga yang
mengadakan acara di dekat jalan raya tidak mengganggu pengguna jalan yang lain,
yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu ataupun materi.
Kota
merupakan jantung dari suatu daerah, provinsi dan Negara. Pusat segala kegiatan
baik itu yang berhubungan dengan pemerintahan, pendidikan, perekonomian dan
masih banyak sesuatu hal yang terjadi di kota. Orang-orang di Desa banyak yang
mengadu nasib di kota terlebih di kota Jakarta yang tiap tahunnya tambah terus
angkatan kerja di sana, disusul dengan Bandung, Semarang dan Surabaya.
Bertambahnya populasi di perkotaan ini perlu perhatian dari semua pihak baik
dari keluarga sendiri maupun lembaga-lembaga terkait yang berhubungan dengan
hal ini. Karena tidak menutup
kemungkinan kemacetan di jalan akan bertambah kalau tidak diimbangi jalan raya
yang kondusif, dalam hal ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja kita
juga selaku pengguna jalan harus mengerti diri karena jalan umum merupakan
kepentingan kita semua bukan hanya segelintir orang atau badan usaha saja.
Tentunya
sudah banyak artikel maupun opini yang dimuat di surat kabar, majalah ataupun
siaran berita yang membahas masalah kemacetan, saya hanya menambaih informasi
tentang hal ini menurut pengalaman saya pribadi selaku sopir panggilan. Pernah
di suruh orang ke Malang, Madura, Surabaya, Jombang, kalau Rembang dan Tuban
hampir tiap hari, kemudian Pati, Kudus, Semarang, Ciamis, Tasikmalaya, Garut,
Bandung, Sampai Bekasi.
Pernah
suatu waktu ketika salah satu perguruan tinggi di bandung mau mengadakan wisuda
kebetulan anak bos saya juga mau wisuda saat itu, dia minta berangkatnya habis
subuh tepat karena dia bilang kalau pagi sedikit akan terkena macet sehinga
akan telat nanti pada acaranya. Belum lagi kemacetan-kemacetan di kota besar
umpamanya Jakarta, di malang juga pernah pas kebetulan hari itu pihak kampus
mau mengadakan rapat bos saya masih ditengah perjalanan terjebak dalam
kemacetan. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh hanya lima belas menit
menjadi dua jam setengah perjalanan akhirnya mengahdiri rapatnya telat, makanya
saya itu senang kalau bepergian ke kota-kota sekitar jam sepuluh malam keatas
sampai pagi sekitar jam enam, karena waktu jam sepuluh malam sampai jam enam
pagi jarang sekali macet.
Belum
lagi di daerah-daerah tertentu misalnya di jalan pantura Sarang kabupaten
Rembang Jawa Tengah kalau salah satu tokoh Agama Pondok pesantren mengadakan
acara besar seperti Haul (acara tiap tahun untuk memperingati wafatnya sesepuh
mereka), ini bisa seharian macet, kebetulan malam itu saya mau keluar bersama
bos ke salah satu pengajian di daerah selatan Sarang mau keluar di pintu garasi
ada mobil parkir otomatis mobil yang mau saya kemudikan tidak bisa jalan terus
saya menghubungi panitia bagian parkir dia pun tidak berhasil katanya takut mau
menghubungi yang bersangkutan karena acaranya sedang dimulai terpaksa kami
pergi menggunakan sepeda motor.
Saya
sangat prihatin kalau keadaannya demikian, kasihan kepada Bis-bis yang mengejar
waktu, mobil-bobil pribadi, mobil pengangkut barang yang sudah ditunggu-tunggu
oleh kliennya. Menurut saya ruang publik jalan raya ini merupakan sesuatu yang
vital berhubungan dengan saya selaku sopir jadi sedikit banyak tahu akan
kondisi jalan, yang lebih membuat saya geregetan kondisi jalan katakan
diperuntukan hanya kendaraan ringan tetapi dipakai oleh mobil yang besar yang
berkapasitas ratusan ton bagaiman tidak cepat rusak jalannya wong itu bukan
standarnya.
Kondisi
jalan yang macet memang bukan yang kita harapkan karena akan mengakibatkan
terjadinya waktu yang tidak efektif, seharusnya waktu bisa kita gunakan untuk
memproduksi barang atau untuk mengantarkan jasa ke tempat tujuan malah habis di
tengah jalan, bukan itu juga jatah bahan bakar jadi tambah yang seharusnya
cukup dua ratus ribu malah menjadi tiga ratus ribu rupiah, dengan keadaan ini
siapa yang tidak kesal hati pun menjadi sumpek. Contoh lagi keadaan kalau sore
di Duduk Sampeyan Gresik Jawa timur itu macet lumayan ada setengah jam,
setengah jam ini kan lumayan kalau untuk perjalanan bisa menempuh jarak 30 KM.
Menurut
saya untuk mengatasi kemacetan yang pernah saya lihat dan saya alami mungkin
diantaranya begini, pertama untuk
kemacetan yang berada di dekat tempat tinggal saya sendiri yaitu di jalur
pantura Sarang Rembang ketika diadakannya haul Pondok Pesantren, ini merupakan
event besar para tamu undangan dari berbagai kota, sebaiknya panitia menyiapkan
tempat parkiran khusus untuk para tamu undangan yaitu di lapangan sebelah
selatan lokasi acara, disana ada tiga lapangan. Satu lapangan diperuntukan
khusus untuk mobil pribadi karena untuk Bus akan sulit Mobil-mobil parkir di
lapangan tersebut kemudian penumpangnya untuk menuju ke lokasi naik becak, kemudian
dua lapangan yang lainnya bisa untuk parkir bus atau elf karena jalan agak
lebar, penumpangnya juga menuju ke lokasi naik becak, berkorban sedikit
mengeluarkan recehan, kemungkinan kalau seperti itu di jalan utama pantura
tidak macet selain itu bisa menambah penghasilan bagi tukang becak karena ada
suatu event yang berkah, berkah bagi semuanya.
Para
pedagang jangan menggelar dagangannya di tepi jalan pantura alangkah baiknya di
tepi jalan yang menuju ke selatan menuju ke tiga lapangan tadi, malah terlihat
indah penumpang yang turun di tempat parkir sambil menuju ke lokasi acara
sembari melihat-lihat aneka barang dagangan barangkali tertarik nanti bisa
membelinya untuk bisa dimanfaatkan langsung atau sebagai oleh-oleh buat yang di
rumah. Bagi para pengguna sepeda motor
seperti biasanya yaitu parkir di Madrasah Putri Ghozaliyah kemungkinan juga
tidak menimbulkan kemacetan.
Kedua, solusi
untuk kemacetan di Duduk Sampeyan Gresik alangkah baiknya di perempatan jalan
dibuatkan fly Over, kemungkinan kemacetan tidak akan terjadi walaupun ada
kemacetan itu saat pembuatan Fly overnya untuk sementara tetapi setelah itu fly
over jadi kan jadi lancar arus lalu lintasnya daripada tidak di bangun tiap
sore atau malah kadang-kadang macet, karena selain jalannya sempit di
perempatan itu.
Ketiga, di
kota-kota besar seperti Surabaya, Semarang, apalagi Jakarta dan kota besar
lainnya di Indonesia yang sering menglami kemacetan, terutama di Jakarta karena
disini kemacetannya lebih parah dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya
- Pemerintah membuat terobosan smart way ( jalan bebas hambatan bawah tanah yang bisa untuk mengurai kemacetan dan sekaligus juga bisa sebagai drainase banjir ).
- Membangun jalur Golden Ring, merupakan jalur bus yang terintegrasi seperti cincin yang menghubungkan antara halte 1 dengan halte lainnya, apabila anda tersesat tak usah khawatir karena bus hanya mengitari jalur tersebut.
- Konsep jalur kereta bawah tanah dihubungkan dengan Mall diatasnya, jadi tak usah repot-repot membawa kendaraan pribadi ke Mall dan hanya perlu membayar sekali tiket saja. Juga dapat terintegrasi dengan tempat pusat kegiatan ekonomi.
- Pihak Pemerintah menerapkan sistem pajak yang sangat tinggi terhadap kendaraan bermotor dan juga harga jual mobil yang sangat tinggi. Dan juga masyarakat hanya boleh menggunakan mobil yang sama selama 10 tahun saja.
- Menerapkan biaya parkir yang tinggi yaitu 25000 rupiah untuk per jamnya.
- Menerapkan plat bermotor berwarna merah dan hitam, untuk plat merah sendiri hanya boleh digunakan pada weekend saja dan pajaknya tentu leih murah daripada plat hitam, sedangkan plat hitam boleh digunakan setiap hari tetapi harus menanggung pajak yang tinggi.
- Aturan jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) yang membuat para pengendara harus membayar retrebusi ketika memasuki suatu kawasan.
- Setiap kendaraan harus memiliki asuransi dan juga tidak diizinkan menggunakan menggunakan kaca film pada kaca bagian belakang mobil dan itu merupakan peraturan wajib bagi setiap kendaraan.
- Makin lama usia kendaraan maka makin mahal pula iuran pajak yang harus dibayar oleh si pemilik kendaraan.
- Biaya tol mahal, untuk sekali masuk tol harus merogoh kocek 100.000 rupiah untuk sekali masuk tol.
- Sarana transportasi umum yang nyaman,aman dan murah.
- Membangun kereta api bawah tanah yang Menciptakan bus yang nyaman dengan sistem yang tepat waktu antara halte ke halte.
- Membangun Monorail (kereta cepat) ayang terhubung antara 1 stasiun dengan stasiun lainnya.
- Membangun commuter line di jalan raya untuk mempermudah masyarakat untuk bepergian.
Memang untuk mewujudkan hal tersebut
memerlukan dana yang tidak sedikit, menurut saya lakukan saja daripada uang
pemerintah dikorupsi yang menikmati hanya beberapa gelintir orang saja.
Buktinya banyak penjajah dulu yang mengincar bumi pertiwi ini itu bukti bahwa
Indonesia ini kaya untuk apa kalau tidak digunakan bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyatnya. Seumpama Bung Karno sang proklamator bisa bangun lagi dari tempat
peristirahatannya tentu beliau akan menangisi republik ini, dulu bersama-sama
pejuang lainnya memperjuangkan tanah air ini, begitu sudah berhasil mengusir
penjajah sekarang malah bersama-sama untuk menghancurkan Negara ini. Buktinya
kita bukannya bersama-sama membangun Negara ini malah saling menjatuhkan,
saling menjelek-jelekan, kalau seperti itu caranya sulit untuk mengharapkan
republik ini maju, apalagi untuk mencapai Negara adidaya.
Ada satu hal lagi yang tidak kalah
pentingnya yaitu babat habis para koruptor, karena merekalah salah satu
penghambat pembangunan ruang publik Negara ini yang tidak maksimal. Sebagaimana
orang Arab pernah berkata kepada salah satu TKW yang bekerja di sana
“sebenarnya Indonesia itu kaya tetapi sayang banyak koruptornya”.
#hhd2015 #kemenpupr
#hhd2015 #kemenpupr